06 Mei 2013

Rezeki yang Paling Utama

بسم الله الرحمن الرحيم

Pada kesempatan ini saya ingin sekali membahas tentang "Rezeki". Ya, suatu kata yang sudah sangat jamak dan sering kita dengar. Suatu kata yang menggambarkan entitas yang dikejar oleh manusia. Pada bagian ini saya ingin membahas mulai dari makna rezeki yang jamak dipahami orang pada umumnya. Pertama, umumnya pemahaman rezeki ini sudah menyempit sekali dewasa ini. Karena, secara umum pemahaman rezeki ini disamakan dengan gaji yang diperoleh seseorang karena usahanya. Boleh jadi bagian terakhir tidak salah, yaitu diperoleh dengan mengusahakannya, walaupun tidak sepenuhnya bisa dibenarkan. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika rezeki tadi diartikan sama hanya dengan gaji. 

Rezeki, jika kita mau berpikir sedikit lebih teliti, maka akan memiliki makna luas. Sesungguhnya, apa saja yang kita dapatkan atas seizin Allah SWT untuk bisa dimanfaatkan dalam hidup ini adalah rezeki. Baik yang memiliki bentuk fisik seperti gaji, makanan, minuman, sinar matahari, siang, malam, udara, dsb tidak akan bisa kita sebutkan satu per satu. Bahkan, ada rezeki yang tidak bersifat fisik seperti rasa senang, rasa aman, rasa tenang, dsb tidak akan bisa kita sebutkan satu per satu. Maka dari sana lah banyak yang mencoba merumuskan bahwa ada suatu rezeki yang ultimate, paling prioritas, dan paling tinggi derajatnya, yaitu nikmat IMAN dan ISLAM. Mengapa?

Berikut "salah satu" jawabannya:

[QS.8:38]

قل للذين كفروا إن ينتهوا يغفر لهم ما قد سلف وإن يعودوا فقد مضت سنة الأولين

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu".(QS.8:38)

Mari kita coba cermati ayat di atas maka kita akan melihat adanya perubahan sikap dari "kekufuran" menuju "keimanan" dan disempurnakan dengan "keislaman". Di sana dikatakan "jika mereka berhenti dari kekufuran (penolakan terhadap perintah-perintah Allah), niscaya Allah akan mengampuni dosa yang sudah lalu". Maka kita akan melihat suatu proses pertaubatan seorang hamba dari "menolak perintah Allah (kufur)" menjadi "menerima dengan ikhlas perintah Allah", yang inilah kita sebut dengan "iman - islam". Maka tidak pantas jika kita mendebat atau menolak atau hanya menawar perintah-perintah Allah. Karena dengan itu, maka pada dasarnya keyakinan (iman) kita hancur. Karena yakin, iman, adalah modal dasar taubat bisa diterima sehingga dosa-dosa yang sudah lalu bisa diampuni Allah SWT.

Wallahu a'lam bishowwab

0 respon:

Recent Comments

Powered by Blogger Widgets