19 Juni 2009

Berlatih Fokus Paling Mudah

Bismillahirrohmanirrohim

Note ini saya tulis karena saya mendapati suatu yang unik terjadi di tempat umum. Apa itu? Yaitu kasus kehilangan barang. Yah, nampaknya sepele, sudah biasa, dan lumrah jika di tempat umum terjadi kehilangan. Entah barang berharga dari laptop, buku, hingga dompet ataupun koin recehan :) . Sebetulnya, apa sih yang menyebabkan itu bisa terjadi? Apakah memang terjadi akibat kesalahan pemilik atau memang karena akibat ulah pihak yang tidak bertanggung jawab? Hmmmm. Kasus kehilangan barang ini sebetulnya adalah salah satu contoh saja dalam kehidupan sehari-hari kita yang berkaitan dengan fokus.

Sebagai contoh, kadang ketika berada di tempat umum, kita terlalu fokus pada suatu hal sehingga fokus itu tentu tak bisa terbagi menjadi beberapa poin pengamatan sekaligus. Ini merupakan contoh orang yang monotasking. Sehingga, kita bisa jadi lengah di suatu hal di mana fokus kita tidak ditempatkan di situ. Namun, kadang dengan fokus yang dimanfaatkan dalam beberapa poin pengamatan sekaligus, semacam multitask paralel processing -ini istilah saya sendiri lho- , bisa lebih awas terhadap beberapa hal dalam waktu tertentu. Nah, sebaiknya bagaimana yah yang harus dilakukan untuk menjaga fokus kita agar proporsional sesuai dengan kebutuhan? Lalu pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita bisa menjaga hal itu dalam setiap waktu? Itu merupakan masalah atau pertanyaan yang mungkin keluar dari benak kita. Kan, kalau fokus terus kan tegang, capek, dan menguras tenaga. Itu juga pernyataan-pernyataan yang mungkin keluar. So, bagaimana solusinya? Menurut saya, itu hanyalah faktor kebiasaan. Jika kebiasaan akan fokus bisa dilatih, maka kita akan tahu bagaimana cara menempatkan posisi fokus itu secara proporsional.

Manurut saya, salah satu cara berlatih menjaga fokus adalah dengan dzikir kita kepadaNya. Ini merupakan cara berlatih fokus yang paling mudah dan efektif menurut saya. Mengapa saya menyatakan demikian. Sungguh, orang yang selalu menjaga dzikirnya, insya Allah akan dimudahkan dan dilancarkan dalam segala hal yang dikehendakiNya. Biasanya, orang yang menjaga dzikirnya akan selalu waspada akan segala sesuatu yang keluar dari ucapannya dan gerak-geriknya. Sehingga, kita akan mampu mengisi ucapan yang keluar dengan kata-kata yang baik. Oh ya, dzikir ini tidak selalu terdengar oleh orang lain lho atau bahkan telinga sendiri. Maksudnya, dzikir tidak harus menggunakan volume suara yang keras, bahkan bisa juga dilakukan dalam hati. Tapi yang penting adalah, dzikir itu bisa masuk ke dalam hati kita. Bisa dirasakan lantunan dan maknanya menyejukkan hati kita. Dengan begitu, maka kita akan merasa selalu diawasi oleh Allah. Sehingga, pikiran tidak akan kosong. Kosong di sini maksudnya adalah kosong tanpa sentuhan impuls-impuls arus yang teratur. Karena menurut saya, dengan impuls yang tidak teratur maka akan terjadi ketidakjelasan kesatuan informasi di dalam otak. Sehingga "warna" aktivitas otak saat itu sangatlah lemah atau tidak jelas. Sangat berbeda ketika kita melakukan dzikir, impuls yang diberikan jelas informasinya, teratur, dan kontinu. Mengapa? Karena pada dasarnya, dzikir itu mengingat Allah, merasakan kemahabesaranNya dan betapa kecilnya kita. Sehingga, timbul kerileks-an dalam sel dan saraf , akibatnya kerja sel dan saraf pun menjadi optimal. Nah, sungguh indah bukan, ketika kita bisa menjaga fokus itu.

Wallahu a'lam

Semoga bermanfaat

2 respon:

narpen mengatakan...

hmm, begitu ya..
iya, saya kemarin itu baru kehilangan topi.. padahal topi pinjeman :( mungkin bukan karena fokus, tapi justru lagi blank, jalan tanpa berpikir..

Rachavidya mengatakan...

maksudnya, kalo kita biasa dzikir, biasanya otak g bakal blank,, jadi biasanya lebiawas tiap tindak tanduk itu :)

insya Allah

pernah nyosoalnya saya

Recent Comments

Powered by Blogger Widgets