Astaghfirullah...
Aku tidak menyangka, IPku semester 2 ini terjun bebas. Mengapa kusebut begini? Karena jauuuh sekali dengan target yang kucanangkan pada awal semester 2. Pada awal semster 2 kucanangkan target IP di atas 3,50. Ternyata, sungguh mengenaskan. Nilaiku hanya dinaungi oleh huruf B dan C. Alhasil, dipastikan IPku tidak sampai menyentuh 3,00 sekalipun. Sangat-sangat jauh dari prediksiku awal. Padahal, IP kurang dari 3,00 tuh tidak pernah terlintas di benakku. Mengapa aku tidak sampai terpikir semacam itu? Karena aku sudah mempersiapkan dengan baik (menurutku). Mulai dari materi, fisik, dan ruhani semampuku.
Yah, mungkin aku beri penjelasan sedikit tentang persiapan materiku. Yang jelas, ketika belajar aku enjoy saja. Jika aku belajar secara utuh menyeluruh, ketika ujian aku mempunyai kendala yaitu lupa pada hal-hal yang pada saat belajar tidak tereksplorasi dengan baik. Ketika ada kendala tentang suatu hal yang belum sepenuhnya aku pahami, justru poin itu yang diujikan. Alhamdulillah,, aku benar-benar bisa merasakan kegoncangan hati dalam menginginkan tujuan tercapai, proses yang dah kuusahakan seoptimal mungkin, dan tentunya sunatullah yang bertolak belakang dengan keinginanku.
Yah, dengan begini aku sadar bahwa kadang kehidupan tidak selalu sesuai dengan yang direncanakan. Semakin lama aku memahami ini, semakin tidak bisa ditebak hidup ini. Walaupun telah disiapkan, segala kemungkinan tetap bisa saja terjadi. Itu menunjukkan betapa sangat kecil diri ini. Betapa sangat rapuh diri ini tanpaNya. Perlu diingat pula, Allah tidak akan membiarkan hambanya mengatakan bahwa dirinya telah beriman sebelum diuji.
Aku tidak menyangka, IPku semester 2 ini terjun bebas. Mengapa kusebut begini? Karena jauuuh sekali dengan target yang kucanangkan pada awal semester 2. Pada awal semster 2 kucanangkan target IP di atas 3,50. Ternyata, sungguh mengenaskan. Nilaiku hanya dinaungi oleh huruf B dan C. Alhasil, dipastikan IPku tidak sampai menyentuh 3,00 sekalipun. Sangat-sangat jauh dari prediksiku awal. Padahal, IP kurang dari 3,00 tuh tidak pernah terlintas di benakku. Mengapa aku tidak sampai terpikir semacam itu? Karena aku sudah mempersiapkan dengan baik (menurutku). Mulai dari materi, fisik, dan ruhani semampuku.
Yah, mungkin aku beri penjelasan sedikit tentang persiapan materiku. Yang jelas, ketika belajar aku enjoy saja. Jika aku belajar secara utuh menyeluruh, ketika ujian aku mempunyai kendala yaitu lupa pada hal-hal yang pada saat belajar tidak tereksplorasi dengan baik. Ketika ada kendala tentang suatu hal yang belum sepenuhnya aku pahami, justru poin itu yang diujikan. Alhamdulillah,, aku benar-benar bisa merasakan kegoncangan hati dalam menginginkan tujuan tercapai, proses yang dah kuusahakan seoptimal mungkin, dan tentunya sunatullah yang bertolak belakang dengan keinginanku.
Yah, dengan begini aku sadar bahwa kadang kehidupan tidak selalu sesuai dengan yang direncanakan. Semakin lama aku memahami ini, semakin tidak bisa ditebak hidup ini. Walaupun telah disiapkan, segala kemungkinan tetap bisa saja terjadi. Itu menunjukkan betapa sangat kecil diri ini. Betapa sangat rapuh diri ini tanpaNya. Perlu diingat pula, Allah tidak akan membiarkan hambanya mengatakan bahwa dirinya telah beriman sebelum diuji.
Aku yakin bisa melalui ujian ini. Seyakin bahwa ku akan terus menapak bumi dengan tetap mengepalkan tangan ke atas. I'll be the next champion. Allahu Akbar
(Rachmad Vidya)
0 respon:
Posting Komentar